Kemitraan Amerika Serikat dan Indonesia Dukung Terwujudnya Pendidikan Kelas Dunia bagi Mahasiswa di 50 Perguruan Tinggi Indonesia

Acara penutupan program USAID HELM
CDA Brian McFeeters, Direktur USAID Indonesia Erin McKee, wakil dari KEMENRISTEKDIKTI dan semua mitra institusi pendidikan tinggi USAID HELM
Swiny Andina

Untuk Diterbitkan Segera

Rabu, September 21, 2016
Janice Laurente
+62-21-34359000

Amerika Serikat dan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) Republik Indonesia pada hari ini menggelar acara untuk merayakan kemajuan yang diraih sektor pendidikan tinggi di Indonesia selama lima tahun terakhir. Sekitar 150 orang menghadiri acara ini, termasuk Direktur Jenderal Kelembagaan Iptek Dikti Kemristekdikti Dr. Patdono Suwignjo, Kuasa Usaha Ad-Interim Kedutaan Besar Amerika Serikat Brian McFeeters serta Direktur Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) Indonesia Erin McKee.

Pada tahun 2011 hingga 2016, program Higher Education Leadership and Management (HELM) USAID dengan dana 19 juta Dolar AS telah menjalin kemitraan dan kerja sama erat dengan Kemristekdikti untuk mengembangkan kapasitas serta meningkatkan kinerja 50 institusi pendidikan tinggi di Indonesia. HELM USAID memberikan dukungan kepada berbagai institusi tersebut guna meningkatkan keterampilan di sejumlah bidang seperti kepemimpinan, administrasi, manajemen keuangan, penjaminan mutu, dan penelitian, dengan tujuan utama menyediakan pendidikan bermutu dan berkelas dunia bagi mahasiswa/i Indonesia.

"Menjadi hal yang esensial untuk memberdayakan institusi perguruan tinggi agar mampu menciptakan serangkaian sistem yang dapat memperkuat akses terhadap sumber daya, jejaring, pengembangan profesional, dan manajemen. Keseluruhan sistem tersebut merupakan hal yang sangat penting dan mutlak dibutuhkan dalam meningkatkan kualitas perguruan tinggi di Indonesia," ungkap Dirjen Kelembagaan Iptek Dikti Kemristekdikti Dr. Patdono Suwignjo. "Kami berterima kasih atas kerja keras yang telah dilakukan HELM USAID dengan para mitranya."

"Kondisi ekonomi Indonesia yang terus bertumbuh menuntut tersedianya tenaga kerja yang terdidik, terampil, serta mampu beradaptasi dengan ekonomi berbasis pengetahuan," tutur Kuasa Usaha Ad-Interim Kedutaan Besar Amerika Serikat Brian McFeeters. Amerika Serikat merasa bangga dapat bermitra dengan Pemerintah Indonesia melalui beragam inisiatif, mulai dari penelitian inovatif, perluasan akses terhadap pendidikan dasar dan pendidikan kejuruan berkualitas, hingga penguatan sistem pendidikan tinggi. Luasnya dukungan AS untuk program pendidikan di Indonesia merupakan cerminan dari hubungan yang mendalam dan kerjasama erat yang terjalin di antara kedua negara kita."

"Setelah melakukan kerja sama intensif dengan USAID HELM, kami berhasil meningkatkan akreditasi UNSYIAH. Berdasarkan peringkat yang diberikan oleh Badan Akreditasi Nasional (BAN-PT), peringkat kami naik, dari yang sebelumnya berada di posisi C menjadi ke posisi A. Ini pertama kalinya sebuah akreditasi instittusi naik begitu cepat," ujar Prof. Dr. Samsul Rizal, M.Eng, Rektor Universitas Syiah Kuala. Dari 4.000 institusi pendidikan tinggi di Indonesia, hanya 26 yang saat ini mempunyai akreditasi A.

Pencapaian Program HELM USAID selama tahun 2011-2016:

  • 40 dari 50 institusi pendidikan tinggi mitra HELM berhasil memperoleh akreditasi, tujuh (7) di antaranya meraih akreditasi A.
  • Berdasarkan data yang dipublikasikan BAN-PT, 1.561 program studi mendapatkan akreditasi A atau B.
  • 64% institusi pendidikan tinggi menyusun atau menyempurnakan Prosedur Operasional Standard (POS) keuangan pada tahun anggaran 2015 dan merampingkan proses operasional di institusinya.
  • Dibentuknya 12 kemitraan antar perguruan tinggi AS dan Indonesia untuk menjawab kebutuhan pembangunan di tingkat lokal, nasional, dan regional.
  • Dilaksanakannya 25 program riset aksi yang berhasil membawa perubahan sistemik sekaligus signifikan. Beberapa di antaranya adalah peningkatan akreditasi institusi perguruan tinggi, program penghubung pendidikan yang baru untuk membantu meningkatkan kemampuan akademik maupun non akademik bagi para mahasiswa/i dari daerah yang kurang terwakili, sistem manajemen pembelajaran yang dapat disesuaikan untuk mendukung terwujudnya proses pengajaran dan pembelajaran yang lebih efisien, serta sistem informasi manajemen inovatif yang mampu mempromosikan penyelesaian studi dengan tepat waktu.
  • Dibentuknya sebuah entitas legal untuk mempromosikan kepemimpinan perempuan di perguruan tinggi serta riset kolaboratif yang memetakan partisipasi kepemimpinan perempuan di perguruan tinggi, yang disebut dengan Jejaring Kepemimpinan Perempuan Perguruan Tinggi Indonesia (JKP2TI).
  • Dikembangkannya sistem pembelajaran webinar interaktif dengan jumlah kunjungan lebih dari 12.293.
  • Diperkenalkannya Career Development Center (CDC) yang baru dibentuk maupun yang sudah ditingkatkan di hampir seluruh wilayah Indonesia.
  • Dibentuknya 4 jejaring kerja antar institusi pendidikan tinggi di Indonesia, yang meliputi Collaboration and Innovation Network (COIN), Higher Education Leadership and Management Network (FORKOM KMPT), Higher Education Financial Management Network (HEFIN), serta Higher Education Leadership and Management Program Alliance (AP-KMPT).

"USAID merasa bangga dapat melakukan serah terima seluruh pencapaian HELM USAID kepada Pemerintah Indonesia yang menjadi mitra kami. Kami berharap seluruh investasi yang telah dilakukan selama lima tahun terakhir dapat memberdayakan institusi pendidikan tinggi dengan lebih baik agar dapat memberikan pendidikan kelas dunia bagi mahasiswa/i," kata Direktur USAID Indonesia Erin McKee.