Mahasiswa/i Universitas Gadjah Mada Menangkan Hadiah Utama Tantangan Inovasi Pangan Internasional YSEALI

Direktur Regional Intel Anshul Sonak, Amb. Nina Hachigian, Tim MINO dari Indonesia, Penasihat Tim Dr. Deendarlianto, USAID ASEAN Principal Officer Erin McKee, dan SekJen Kemenristekdikti Ainun Na'im
Direktur Regional Intel Anshul Sonak, Amb. Nina Hachigian, Tim MINO dari Indonesia, Penasihat Tim Dr. Deendarlianto, USAID ASEAN Principal Officer Erin McKee, dan SekJen Kemenristekdikti Ainun Na'im
USAID ASEAN

Untuk Diterbitkan Segera

Rabu, November 2, 2016
Janice Laurente
+6221-34359000

Amerika Serikat dan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) telah memilih pemenang pertama YSEALI World of Food Innovation Challenge 2016 yaitu tim Indonesia yang terdiri dari tiga orang mahasiswa/i Universitas Gadjah Mada. Teknologi MINO Microbubble Generator meningkatkan oksigen dalam air dan hasilnya ukuran ikan menjadi lebih besar 40 persen, tingkat kemampuan hidup ikan meningkat sembilan persen dan pada akhirnya meningkatkan jumlah panen ikan.

“Kami percaya sistem ini tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan petani ikan, tetapi juga membuka kesempatan kerja di sektor lain, dan meningkatkan ketahanan pangan di tingkat lokal, internasional, dan regional,” kata Untari Febrian Ramadhani, anggota Tim Mino.

Para anggota Komite Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ASEAN bertemu di Siem Reap, Kamboja untuk menghadiri Pertemuan Tingkat Menteri dan  memilih Muhammad Nabil Satria Faradis, Fajar Sidik Abdullah, and Untari Febrian Ramadhani sebagai pemenang. Para mahasiswa/i ini akan ikut dalam kunjungan studi bulan Maret 2017 ke Austin, Texas, salah satu pusat teknologi utama di Amerika Serikat.

“Amerika Serikat berkomitmen untuk bermitra dengan ASEAN dalam memberikan kesempatan kepada orang-orang muda agar dapat berkontribusi di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi. Kita tahu bahwa orang-orang muda memiliki potensi besar untuk mengembangkan solusi teknologi inovatif bagi beberapa tantangan paling kompleks seputar ketahanan pangan di kawasan Asia Tenggara. Itu sebabnya Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) meluncurkan YSEALI Tantangan Inovasi Pangan Internasional pada bulan Februari 2016 sebagai bagian dari inisiatif pemerintah AS untuk melibatkan orang-orang muda di kawasan ini,”

Tantangan Inovasi, yang diselenggarakan oleh Badan Pembangunan Internasional AS dalam kemitraan dengan perusahaan teknologi raksasa Cisco dan Intel, mengundang orang-orang muda dari seluruh negara anggota ASEAN untuk menawarkan solusi berbasis teknologi yang dapat membantu mengatasi beberapa tantangan yang paling mengkhawatirkan di Asia Tenggara untuk bidang pertanian, akuakultur, dan perikanan. Lebih dari 200 aplikasi datang dari Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Thailand, dan Vietnam.

AS bermitra dengan ASEAN untuk membina calon pemimpin, mendukung integrasi ekonomi, memperluas kerjasama maritim, mempromosikan kesempatan bagi perempuan, dan mengatasi tantangan lintas negara. Luasnya cakupan kegiatan mencerminkan kerjasama yang mendalam di bawah Kemitraan Strategis AS-ASEAN.

Unduh fotonya di https://drive.google.com/drive/folders/0BzS0ix7htnujZVFPV1lLQURXT28?usp=sharing. Ikuti diskusi di Twitter dan Facebook dengan tagar #FoodChallenge2016.